Referensi dan Ibarot Penting bagi Hujjah Amaliyah PKS (Bag. 2)

๐Ÿƒ๐ŸŒธ Referensi dan Ibarot Penting bagi Hujjah Amaliyah PKS (Bag. 2)๐ŸŒธ๐Ÿƒ


PKS KOTA BANJAR - ๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข

3⃣ Marhalah/Perjenjangan Dalam Tarbiyah Adalah Bid'ah?

Imam Al Bukhari membuat bab:

ุจَุงุจ ู…َู†ْ ุฎَุตَّ ุจِุงู„ْุนِู„ْู…ِ ู‚َูˆْู…ًุง ุฏُูˆู†َ ู‚َูˆْู…ٍ ูƒَุฑَุงู‡ِูŠَุฉَ ุฃَู†ْ ู„َุง ูŠَูْู‡َู…ُูˆุง

          “Bab manusia yang mengkhususkan ilmu kepada sebuah kaum tapi tidak pada kaum lainnya khawatir mereka tidak memahaminya.” (Shahih Al Bukhari, Kitabul ‘Ilmi)

                Dalam  Bab ini, terdapat dialog antara Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘Anhu. Beliau bersabda:

ู…َุง ู…ِู†ْ ุฃَุญَุฏٍ ูŠَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตِุฏْู‚ًุง ู…ِู†ْ ู‚َู„ْุจِู‡ِ ุฅِู„َّุง ุญَุฑَّู…َู‡ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุฑِ ู‚َุงู„َ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَูَู„َุง ุฃُุฎْุจِุฑُ ุจِู‡ِ ุงู„ู†َّุงุณَ ูَูŠَุณْุชَุจْุดِุฑُูˆุง ู‚َุงู„َ ุฅِุฐًุง ูŠَุชَّูƒِู„ُูˆุง ูˆَุฃَุฎْุจَุฑَ ุจِู‡َุง ู…ُุนَุงุฐٌ ุนِู†ْุฏَ ู…َูˆْุชِู‡ِ ุชَุฃَุซُّู…ًุง

                Tidaklah seseorang yang bersaksi tidak ada Ilah kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah secara tulus dari hatinya, melainkan Allah akan haramkan neraka baginya. Muadz berkata: “Wahai Rasulullah, apakah saya boleh sebarkan kabar gembira ini kepada manusia?” Beliau bersabda: “Jangan! Sebab nanti mereka akan bergantung saja pada hal itu.” Muadz baru mengabarkannya sebelum kematiannya sebab khwatir dia berdosa jika tidak menyebarkannya. (HR. Bukhari No. 128)

                Dalam kitab yang sama, Imam Al Bukhari terdapat Bab Al ‘Ilmu Qabla Al Qaul wal ‘Amal, di sana  terdapat keterangan tentang makna ayat Kuunuu Rabbiyuun - jadilah kalian orang-orang yang Rabbani. (QS. Ali Imran: 79) menurut Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhu sebagai berikut:

{ ูƒُูˆู†ُูˆุง ุฑَุจَّุงู†ِูŠِّูŠู†َ }
ุญُู„َู…َุงุกَ ูُู‚َู‡َุงุกَ ูˆَูŠُู‚َุงู„ُ ุงู„ุฑَّุจَّุงู†ِูŠُّ ุงู„َّุฐِูŠ ูŠُุฑَุจِّูŠ ุงู„ู†َّุงุณَ ุจِุตِุบَุงุฑِ ุงู„ْุนِู„ْู…ِ ู‚َุจْู„َ ูƒِุจَุงุฑِู‡ِ

                (Jadilah kalian kaum yang Rabbani) yakni orang yang sabar dan berilmu, ada juga yang mengatakan: yaitu orang yang mendidik manusia dengan ilmu-ilmu yang kecil sebelum ilmu-ilmu yang besar. (Lihat Shahih Bukhari, Kitabul ‘Ilmi)

                 Maksud dari “mendidik manusia dengan ilmu-ilmu yang kecil sebelum ilmu-ilmu yang besar” adalah bi at tadriij – dengan bertahap. (Fathul Bari, 1/121)

                Imam Al ‘Aini mengatakan:

ุฃูŠ ุงู„ุฐูŠ ูŠุฑุจูŠ ุงู„ู†ุงุณ ุจุฌุฒุฆูŠุงุช ุงู„ุนู„ู… ู‚ุจู„ ูƒู„ูŠุงุชู‡ ุฃูˆ ุจูุฑูˆุนู‡ ู‚ุจู„ ุฃุตูˆู„ู‡ ุฃูˆ ุจู…ู‚ุฏู…ุงุชู‡ ู‚ุจู„ ู…ู‚ุงุตุฏู‡
                
Yaitu orang yang mendidik manusia dengan bagian-bagian dari ilmu sebelum total keseluruhannya, atau mengajarkan yang cabang-cabang sebelum yang pokoknya, atau mengajarkan pengantarnya sebelum isi utamanya. (‘Umadatul Qari, 2/487)

                Imam Al Munawi mengatakan tentang makna Tarbiyah:

ุงู„ุชุฑุจูŠุฉ ุฅู†ุดุงุก ุงู„ุดูŠุก ุญุงู„ุง ูุญุงู„ุง ุฅู„ู‰ ุญุฏ ุงู„ุชู…ุงู…

Tarbiyah adalah mengembangkan sesuatu  dari satu keadaan kepada keadaan berikutnya sampai batas sempurna. (At Ta’aariif, Hal. 169. Darul Fikr)

Syaikh Shalih Al Munajid  Hafizhahullah  bercerita tentang  Syaikh  Muhammad bin Ibrahim Rahimahullah – mantan Mufti Kerajaan Arab Saudi, dan guru dari Syaikh Abdul Aziz bin Baaz:

"Beliau Rahimahullah memiliki tiga majelis, mengajar tiga mustawayat (tingkatan), untuk penuntut ilmu yang sudah lama satu pelajaran, untuk yang pertengahan satu pelajaran, dan untuk penuntut ilmu yang pemula juga satu pelajaran, dan jika beliau melihat ada seorang penuntut ilmu yang baru lalu duduk di majlis penuntut ilmu yang lama, maka beliau akan mengusirnya dan membentaknya, seraya berkata: "Di sini bukan tempatmu, bukan dari sini kamu memulai, dan perkara ini bisa melahirkan rasa ujub (bagimu). "  (Majmu'ah Muhammad Al Munajjid, Mawaaqif Tarbawiyah Muattsirah min Siyar Al Ulama, 33/29)

Kesimpulan:

                Maka, begitu jelas bahwa marhalah dalam tarbiyah (membina), mengajak, dan memperbaiki manusia adalah masyru’, serta benar menurut akal dan budaya manusia dan kehidupan. Alangkah mengagetkan jika pentahapan dalam membina dan mendidik manusia dalam sebuah wadah organisasi da’wah, dunia pendidikan, dan lainnya, disebut sebagai bid’ah dan kesesatan. Laa hawlaa wa laa quwwata illa billah.

(Bersambung ...)

๐Ÿ“—๐Ÿ““๐Ÿ“”๐Ÿ“™๐Ÿ“•๐Ÿ“˜๐Ÿ“’

✍ Farid Nu'man Hasan

Posting Komentar untuk "Referensi dan Ibarot Penting bagi Hujjah Amaliyah PKS (Bag. 2)"