Yusril: Saya Tidak Yakin PKS Keluar Koalisi

Jakarta - Setgab Partai Koalisi berguncang pasca voting angket mafia pajak di paripurna DPR. Beredar wacana PKS keluar koalisi dengan cara dikeluarkan maupun dengan sukarela keluar. Namun mantan Menkum Yusril Ihza Mahendra tidak yakin PKS akan keluar.

"Koalisi itu sifatnya tidak permanen, tergantung kepentingan. Seperti yang terjadi sekarang, saya lihat SBY itu ragu-ragu tidak tegas. Dari kabinet 2004-2009 Pak SBY beberapa kali bicara PKS diminta keluar. Saya tidak yakin karena kenyataanya tidak juga," kata Yusril.

Hal itu disampaikan Yusril usai menghadiri zikir akbar di Monas, Minggu (27/2/2011).

Menurutnya untuk mengatur koalisi tidak perlu dibentuk undang-undang. Sebab koalisi sifatnya adalah untuk kepentingan politik.

"Dalam sistem presidensial, hal itu tidak perlu kecuali sistemnya parlementer," sambung Yusril.

Dia menambahkan, saat ini stabilitas pemerintahan bagi SBY sangatlah penting. Karena itu SBY akan berpikir panjang saat akan mengambil langkah-langkah politik. Jika stabilitas politik pecah, maka perlu upaya untuk menyusun kekuatan politik baru.

"Itu membutuhkan negosiasi politik yang panjang," ucap pria yang pernah menjadi Menkum dan Mensesneg ini.

Bagaimana peluang PDIP dan Gerindra masuk koalisi? "Kalau PDIP kansnya kecil, kalau Gerindra bisa saja," kata Yusril yang dibalut koko putih ini.

Ketegangan antara PD dengan PKS memuncak saat PKS mendukung hak angket mafia pajak DPR bersama Golkar, PDIP, dan Hanura. PKS dan Golkar dianggap mendukung penggunaan hak yang bisa mengancam pemerintahan.

Sekjen PKS Anis Matta pernah menyatakan, kalau SBY secara resmi meminta PKS
keluar dari koalisi maka PKS tidak akan keberatan. Jika PKS harus berbalik menjadi
oposisi, PKS tidak masalah. Karena koalisi atau oposisi hanya sarana perjuangan.

Posting Komentar untuk "Yusril: Saya Tidak Yakin PKS Keluar Koalisi"