Reshuffle Gagal, Giliran Ical Diincar


INILAH.COM, Jakarta - Wacana reshuffle kabinet telah padam. Namun bukan berarti kisruh di Sekretariat Gabungan Koalisi usai. Kini muncul gerakan baru untuk menggusur Aburizal Bakrie dari kursi Ketua Harian Setgab Koalisi. Komplikasi koalisi kian sulit terhalangi.
Baru saja usai perdebatan isu reshuffle selama hampir dua pekan, kini muncul desakan dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat agar Ketua Harian Sekretariat Gabungan Koalisi Aburizal Bakrie diganti. Siapa penggantinya, kedua partai tersebut belum mengusulkan nama.
Fungsionaris DPP PAN Yadil Harahap menyebutkan cukup wajar jika Partai Demokrat mengusulkan jika Ketua Harian Setgab Koalisi diganti. "Karena perjalanan Setgab selama ini ketika diketuai Ical, sangat urgent sekali dilakukan penyegaran dan pergantian dan itu dorongan yang wajar dari Partai Demokrat," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (15/3/2011).
Sementara Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul mengusulkan agar Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum ditunjuk sebagai Ketua Harian Setgab Koalisi. "Saya kira jalan tengah tarik menarik antara PAN dan Partai Golkar, lebih baik Anas sebagai Ketua Harian Setgab Koalisi," ujarnya.
Menurut dia, Ketua Harian Setgab Koalisi selama ini diidentikkan dengan tarik-menarik antara PAN dan Partai Golkar. Dengan menjadikan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Harian Setgab Koalisi, Ruhut meyakini Setgab akan efektif. "Saya kira Setgab akan kebih efektif," tandasnya.
Sementara, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengaku wacana yang berkembang terkait upaya penggusuran Aburizal Bakrie sebagai Ketua Harian Setgab Koalisi sangat menyesakkan. "Kami akan menyikapi dengan cara kami," cetus Priyo galau.
Priyo mengklaim, kinerja Ical di Setgab Koalisi tidaklah buruk. Hanya saja, pihaknya bukan berarti secara mati-matian mempertahankan posisi Ical di Setgab Koalisi. "Bukan berarti kami mempertahankan mati-matian posisi itu. Beliau juga kan ketua umum Golkar, partai terbesar kedua," katanya.
Wacana pergantian Ketua Harian Setgab Koalisi tak ubahnya rencana kedua (plan B) setelah wacana reshuffle pupus di tengah jalan. Seperti diketahui, isu reshuffle dihembuskan para fungsionaris Partai Demokrat. Meski belakangan, Presiden SBY justru menegaskan isu reshuffle justru menganggu kinerja menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).
Desakan pergantian Ketua Harian Setgab Koalisi ini disisipkan dengan wacana pembaharuan kontrak koalisi yang memang muncul setelah usulan hak angket pajak pada 22 Februari 2011 lalu. Pembaharuan kontrak koalisi dimaksudkan kejadian seperti usulan angket pajak tidak lagi muncul di parlemen. Terlebih didukung oleh partai koalisi.
Wakil Sekjen DPP PKS Mahfudz Siddiq menilai wacana pergantian Ketua Harian Setgab Koalisi sama sekali tidak relevan jika ditujukan untuk pengefektifan Setgab Koalisi. "Bukan itu (pergantian Ketua Harian Setgab Koalisi) solusinya," cetusnya.
Menurut dia, jalan keluar dari persoalan Setgab Koalisi seharusnya diwujudkan dengan membentuk forum rutin antara Presiden SBY dengan ketua umum partai peserta koalisi secara periodik. "Saat SBY-JK lalu, pertemuan seperti itu rutin, baik dengan Presiden maupun Wapres," cetus manan Ketua Fraksi PKS DPR ini.
Mahfudz justru menilai, kepemimpinan di Partai Demokrat saat ini menjadi faktor tidak efektifnya koalisi, khususnya di parlemen. Dia membandingkan kepemimpinan Partai Demokrat di parlemen saat SBY-JK cukup efektif. "Dulu Ketua Fraksi Partai Demokrat Pak Sukantono cukup baik dalam menjalin komunikasi antarfraksi," katanya.
Dia menyebutkan, seberat apapun persoalan dalam koalisi akan bisa diselesaikan dengan baik. Dia mencontohkan kasus seperti RUU Pemilu dan BBM yang dapat dengan mudah diselesaikan.
Desakan Ical untuk mundur dari Setgab Harian Koalisi jelas akan menjadi komplikasi baru di Setgab Koalisi. Karena sejatinya, bukan siapa yang menduduki kursi itu, tapi bagaimana mengelola koalisi itu dengan baik. Semuanya kembali kepada SBY dan Partai Demokrat. [mdr]

Posting Komentar untuk "Reshuffle Gagal, Giliran Ical Diincar"